CERPEN

Rabu, 22 Desember 2010

CERPEN

Belum Ada Judul

     Di tinggal pergi bapak di usia belia. keadaan yang sungguh sangat tidak di harapkan, aku terlahir dari keluarga sederhana dari desa kecil. beruntung aku punya ibu yang sangat tabah dan tidak menyerah terhadap keadaan. Di besarkan dengan nasehat dan kasih sayang yang tulus membuat aku dan adek ku tercinta menerima keadaan ini dengan lapang dada. Saat ayah pergi meninggal kami untuk selama nya aku baru menginjak kelas 1 SMP, tepat 3 hari aku menginjakan kaki di sekolah itu. Baru 3 hari merasakan kebahagian di terima di sekolah yang aku idam-idamkan. Ratih adek ku satu-satu nya masih duduk di kelas 5 SD pada saat itu.

      Kabar meninggalnya bapak sempat membuat aku tak percaya, Hari itu seperti biasa aku dan adek ku Ratih berangkat ke sekolah dan bapak pergi kerja,kebetulan ada kerja membangun rumah, Profesi bapak ku adalah tukang bangunan. 

       Hari itu kamis,tepat pukul 10.00 salah seorang tetangga kami datang ke sekolah menjemput ku, pada saat itu aku belum tau kenapa di jemput di sekolah,
Dalam perjalanan cerita yang aku dengar hanya sebatas kecelakaan kerja yang dialami bapak, bapak terjatuh dari atap rumah tempat beliau bekerja.
Tapi kenyataan yang ku lihat sesampai dirumah sangat berbeda. Tubuh bapak yang tegap telah berselimut kain panjang dengan kepala di ikat kain putih..
Tetesan air mata langsung bercucuran seketika itu juga. Disamping jenazah ayah, ibu dan adek ku menangis tersedu menatapi wajah bapak dengan mata tertutup dan kepala terikat.
Seketika ku berlari ke pangkuan ibu,menangis dan terisak2.
Sabar ya nak, sabar ya nak ,,Cuma itu yang terucap dari mulut ibu, sementara adek ku masih terus menangis …..
Ku pandangi bapak di pembaringan, ku temani sampai jasad bapak berkalang tanah.
Rasa kehilangan dan kesedihan yang teramat dalam yang kurasa di saat itu.

Tujuh hari sudah sekarang kami lalui hidup tanpa bapak.
“ sekarang bapak mu sudah ngak ada nak, kamu jangan cengeng, jalan kita masih panjang” kata pertama yang di ucapkan ibu untuk menyemangatkan ku
Lepas 7 hari kepergian ayah.
Tak terasa air mata pun menetes di sudut mata ku yang sayu, tak sempat air mata ini jatuh tangan lembut ibu sudah ada diwajahku,sambil menyapu air mata ku kembali ibu berktata
“ kamu jangan cengeng Amri, ne bukan lah akhir hidup kita, kita harus sabar dan tetap tawakal, ini lah awal dari kehidupan kita yang sebenarnya “
Kutelan tangis ku mendengar kata ibu, walau sebenarnya dalam hati ini tidak sanggup rasanya untuk membendung air mata yang ingin tumpah. Ratih hanya diam menggumam tangisnya saat ibu berkata seperti itu.

Babak baru kehidupan aku, ibu dan adek ku pun di mulai. Setiap hari aku pergi ke sekolah seperti biasa,kebetulan sekolah ku dan sekolah adek ku Ratih berada di satu kawasan yang sama, seperti hari – hari sebelumny,aku dan ratih berangkat ke sekolah berbarengan pada pagi hari dengan sepeda usang peninggalan ayah. Tak ada yang berubah, setiap akan berangkat sekolah ibu selalu menyiapkan sarapan untuk kami. Ketika akan sarapan inilah terkadang aku merasa sedih, biasany sebelum berangkat sekolah kami sarapan berempat dan sekarang hanya bertiga.itu lah yang sulit aku lupakan di awal2 kepergian ayah. Di saat sarapan ini lah nasehat2 sering keluar dari mulut ibu kepada aku dan adek ku,terutama kepada ku,nasehat-nasehat yang membuatku tetap semangat dan optimis menatap masa depan.
Nasehat ibu yang paling ku ingat adalah
“ jangan pernah mengeluh,jangan takhluk sama keadaan,ingat selalu tuhan dan belajar yang giat, buat lah ibu bangga dan bapak mu tersenyum di alam sana. mudah2n hidup kita berubah suatu saat nanti”
Doktrin yang selalu aku terima, dan yang selalu mengiringi langkah kaki ku berangkat ke sekolah.
Untuk keperluan hidup ibu membanting tulang, jualan dan menjadi tuakng cuci serta gosok baju tetangga. ibu lakukansemua demi kami,demi sekolah anak-anak yang dicintainya.
Berat memang rasanya hidup dibawah tekanan dan ejekan para tetangga, kata-kata anak tukang cuci paling sering terdengar oleh ku, kadang di pangkuan ibu aku menangis menceritakan apa yang sering aku dengar dari orang2 tentang ejekan yang sering ku dengar.

“Jangan terlalu di fikirkan nak, orang itu Cuma bisa berkata, kita jauh lebih kuat dari mereka,mereka mungkin tak akan sanggup menjadani hidup seperti kita, jadikan perkataan mereka motivasi untuk mu, buktikan pada mereka kalo kita mampu,mampu bertahan dari sgala cobaan dan mampu lebih baik dari mereka di suatu hari nanti.Rajin belajar ya nak, dekatkan diri selalu pada tuhan.ingat selalu tuhan dan jangan pernah tingggalkan shalat”
Ibu selalu menenangkan ku dengan nasehat2 nya yang selalu membuat aku bergairah dan tetap semangat.

Tak terasa 3 tahun sudah kami jalani hidup tanpa ayah, adek ku ratih sekarang duduk di bangku kelas 1 smp dan aku sebentar lagi akan menginjak bangku SMA.hari- hari aku jalani seperti biasa,tidak ada yang berubah dalam hidup kami,pagi aku dan adek ku sekolah,malam nya mengaji,begitu pun ibu, sibuk mencari nafkah untuk kami.
Rasa rindu sama ayah kadang menghampiri ku, dan saat kerinduan itu datang hanya berdoa lah yang dapat aku lakukan,

Ketegaran dan ketabahan ibu dalam membesarkan kami sangat terasa bagi ku, tak ada kata lelah dan rasa malu ibu demi membesarkan kami, apapun pekerjaan yang halal di lakukan ibu untuk hidup dan sekolah kami. Sampai akhirnya ada sedikit modal untuk berjualan yang di dapat ibu dari sisa2 penghasilan yang di tabung.
Sebuah gerobak dorongan lah sekarang yang mengisi hari-hari ibu,
Berjualan soto nasi, ya itu lah sekarang yang dilakukan ibu untuk biaya sekolah dan hidup kami,

Ibu sangat tak mengizinkan aku membantunya berjualan, padahal ingin sekali rasany membantu ibu, setiap kali aku ingin membantu ibu, ibu selalu berkata

“ Ini kewajiaban ibu nak, ibu jalani dengan ikhlas, kalau kamu mao membantu ibu kamu belajar dengan rajin dan tekun, cari ilmu dan sekolah yang tinggi, itu kewajiban mu, ibu sangat bangga dan sudah merasa sangat terbantu jika kamu bisa melakukan itu, tanggung jawab ibu menyekolah kan mu, dan tanggung jawab mu untuk sekolah dengan
baik “

Tak terasa waktu begitu cepat beralu, sekarang aku sudah duduk di bangku SMA. Bersekolah di SMA faforit di kota ku sangat mengembirakan. Meskipun senang dapat di terima di sekolah yang aku idam idamkan, sedikit kekhawatiran juga membebaniku, karena rata-rata yang bersekolah di sini adalah dari kalangan ekonomi atas, dan anak orang berada, sementara aku hanya lah anak pedagang soto yang berpenghasilan pas-pasan. Keadaan itu membuat aku minder untuk bergaul dengan teman-teman disekolah, apa lagi melihat mereka yang bawa kendaraan pribadi ke sekolah dan yang diantar dengan kendaraan pribadi yang mewah menambah rasa rendah diri ku. Sempat terfikir untuk tidak lagi bersekolah disana dan sempat pula aku bilang ke ibu tentang masalah ini, kembali nasehat sakti keluar dari mulut ibu, yang membuat aku untuk semangat meraih cita-cita dan mimpi ku..
“sekolah itu untuk kita nak, kenapa kita harus melihat orang lain untuk masa depan kita“
Kalo kamu berfikir seperti itu berarti kamu menyerah dengan keadaan, bukan kah keadaan itu adalah pembelajaran bagi kita???? Itu kata yang di ucapakan ibu ketika itu…dan kata-kata itu sangat memotiasi ku…

bersambung.....

Rabu, 08 Desember 2010

BEDA MARKETING DAN MARKETING PUBLIK RELATION

BEDA ANTARA MARKETING DAN MARKETING PUBLIK RELATION

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh….

Yang saya tulisakan ini adalah pertanyaan yang sering di ajukkan teman-teman di group jejaring sosial yang kebetulan saya adalah admin nya,pertanyaan yang sering saya dengar dari teman-teman adalah, bukannya sama antara marketing dan marketing publik relation????
Untuk lebih jelas nya mari kita lihat perbedaannya…

Sering terjadi kerancuan dan kesalahan intepretasi antara marketing dan marketing public relation.dan terkadang sebagian dari kita menganggap kedua hal ini sama. Memang sepintas kedua hal ini kelihatan hampir sama jika kita melihat dari sisi tujuan dalam arti yang sempit.

Berikut akan kita bahas sedikit perbedaan antara marketing dan marketing public relation
Pemasaran (Inggris:Marketing)

Adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasadalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran Mulai dari pemenuhan produk, penetapan harga,, pengiriman barang, dan mempromosikan barang. Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut  pemasaran.
Hubungan masyarakat atau humas (bahasa Inggris: public relation)
Adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikanIformasi,mendidik,meyakinkan,meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambiltindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.
Di sini nampak perbedaan antara marketing dan marketing PR
Marketing padan konsepnya hanya memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia terkait masalah produk,harga ,pengiriman dan promotion

Sementara MPR lebih dari sekedar itu dimana MPR lebih mengacu pada menciptakan pengertian public,memperdalam kepercayaan public,Humas dalam peran nya sebagai marketing public relation di harapkan mampu memberikan informasi,mendidik,meyakinkan,meraih simpati dan membangkitkan ketertarikan masyarakat terhadap sesuatu.
Nah,Sekarang nampakan perbedaan yang sgnifikan antara marketing dan marketing public relation?????
  1. MPR lebih luas cakupan nya dari marketing…tujuan marketing terangkum di dalam Marketing Publik Relation
  2. Marketing hanya sebatas pengenalan produk dan daya beli masyarakat terhadap produk,sedangkan Marketing Publik Relation lebih dari sekedar itu yakni mendidik,meyakinkan,meraih simpati dan menumbuhkan loyalitas terhadap produk yang di pasarkan
  3. Di dalam aktifitasnya Marketing Publik Relation juga tidak hanya memperkenalkan produkny saja,namun llebih dari itu,dima disamping tujuan utama nya adalah memperkenalkan produk ke pada masyarakat Program MPR juga dapat membantu masyarakat karma bias any program-program dari marketing publikl relation yang di jalankan sarat dengan dimensi-dimensi sosialnya….
Okeee….udah ngak bingung lagi kan soal marketing dan marketing public relation….mudah-mudah tulisan yang singkat ini dapat membantu anda untuk memahami dan membedakan mana konsep marketing dan yang mana konsep marketing public relation…..

KOMUNIKASI DAN PEMIKIRAN FILSAFAT KOMUNIKASI



Pentingny Berkomunikasi
Hal-hal yang di khawatirkan yang akan timbul apabila terjadi kesalahan dalam berkomunikasi diantaranya adalah :
  1. Salah Persepsi’ (misperception)
  2. Salah Interpretasi’ (misinterpretation)
  3. Salah Pengertian’ (misunderstanding)
  4. Salah Perilaku (misbehavior)
Tujuan Komunikasi :
a. Mengubah Sikap (to change the attitude)
b. Mengubah Opinin (to change the opinion)
c. Mengubah Perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah Masyarakat (to change the society)
Fungsi Komunikasi :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
Teknik Komunikasi :
a. Komunikasi Informatif
b. Komunikasi Persuasif
c. Komunikasi Pervasif
d.Komunikasi Koersif
e. Komunikasi Instruktif

HAMBATAN KOMUNIKASI
Ahli Komunikasi menyatakan; tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarnya efektif, karena ada banyak hambatan yang harus menjadi perhatian, antara lain :
a. Gangguan
- Mekanik (Mechanical channel noise); Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
- Semantik (Semantic noise); Gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Karena melalui penggunaan bahasa.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan, terjadi salah pengertian Denotatif (arti yang sebenarnya dari kamus yang diterima secara umum) dan Konotatif (arti yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang).
b. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
c. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Intensitasnya akan berbeda atas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
d. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi.


Pemikiran Filasfat Komunikasi

1. Pemikiran Richard Lanigan
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”.
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Apa yang aku ketahui ? (What do know ?)
- Bagaimana aku  mengetahuinya ? (How do I know it ?)
- Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
- Apakah aku benar ? (Am right ?)

Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap :
- Metafisika;
- Epistemologi;
- Aksiologi dan
- Logika

Metafisika; adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb:

1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan   realita dalam alam semesta
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.
Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni
- Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.
- Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN (iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).

Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).
Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih fundamental lagi bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan, tepat apabila dihubungkan dengan metodologi.
Metode; adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi:
-  Kerangka pemikiran yang logis;
- Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran;
- Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Jujun S Suriasumantri, mengemukakan akronim metode ilmiah yang dikenal sebagai logicohypotetico verifikasi, kerangka pemikiran yang logis mengandung argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasannya mengenai suatu gejala bersifat rasional.
Lanigan, mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemology berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran.

Dikenal empat teori kebenaran, sebagai berikut :
1) Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3) Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

2. Pemikiran Stephen LittleJOHN

Penelaahan terhadap teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema:

A. Tahap Metatheoritical;
Meta mempunyai beberapa pengertian :
- Berubah dalam posisi (changed In position);
- Di seberang, di luar atau melebihi (beyond);
- Di luar pengertian dan pengalaman manusia (trancending);
- Lebih tinggi (higher);

Teori menurut Wibur Schramm adalah “suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai tingkah laku”.

B. Tahap Hipotetikal;
Adalah tahap teori di mana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.

C. Tahap Deskriptif;
Tahap ini meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan yang berkaitan dengannya.

Empat Tema dimaksud adalah :
A. Tema Epistemology (pertanyaan mengenai pengetahuan);
Adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.

LittleJOHN mengajukan pertanyaan : Dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan? Terdapat empat posisi :

1. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.

2. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi.  Dunia apa yang sedang terjadi.

3. Konstruksivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Percaya bahwa fenomena di dunia dikonsepsikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk merekayasa dunia.

4. Konstruksivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok sosial. Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

B. Tema Ontology (pertanyaan mengenai eksistensi);

Ontology adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud (nature of being)atau sifat fenomena yang ingin kita ketahui, dalam sosiologi berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

Dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, tetapi dapat dikelompokan menjadi dua posisi yang saling berlawanan :

1. Teori Aksional (actional theory);
Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan pilihan nyata. Berpijak pada landasan teleologis yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

2. Teori Non-aksional (nonactional theory);
Bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu. Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat, interpretasi aktif seseorang dilihat dengan sebelah mata.

C. Tema Perspective (pertanyaan mengenai focus);
Suatu teori terdapat pada fokusnya. Perspektif berkorelasi dengan epistemology dan ontology disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perspektif teori. Teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang. Suatu perspektif adalah sebuah titik pandang, suatu cara mengkonseptualisasikan sebuah bidang studi. Perspektif ini memandu seorang teoritikus dalam memilih apa yang akan dijadikan focus dan apa yang akan ditinggalkan, bagaimana menerangkan prosesnya, dan bagaimana mengkonseptualisasikan apa yang diamati.

Empat jenis yang dinilainya memadai dalam pembahasan perspektif, yaitu :

1. Perspektif Behavioristik (behavioristic perspective);
Timbul dari psikologi mazhab perilaku atau behavioral, menekankan pada rangsangan dan tanggapan (stimulus dan response) yang cenderung menekankan padacara bahwa orang dipengaruhi oleh pesan.

2. Perspektif Transmisional (transmissional perspective);
Memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber kepada penerima, menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke lokasi lain. Menekankan pada media komunikasi, waktu dan unsur-unsur konsekuensial.


3. Perspektif Interaksional (interactional perspective);
Mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu sama lain. Umpan balik dan efek bersama merupakan kunci konsep.

4. Perspektif Transaksional (Transactional perspective);
Menekankan kegiatan saling beri. Memandang komunikasi sesuatu di mana pesertanya terlibat secara aktif, menekankan konteks, proses dan fungsi. Komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial

D. Tema Axiology (pertanyaan mengenai nilai).
Cabang Filsafat yang mengkaji nilainilai. Bagi pakar komunikasi, ada tiga persoalan aksiologis :

1. Apakah Teori Bebas Nilai?
Ilmu klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak dalam dunia nyata.

Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, karena karya peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan penyelidikan.

Beberapa cendikiawan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai dalam metode dan substansinya. Para ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari, dan pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-nilai baik personal maupun institusional.

2. Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap obyek yang dipelajari ?
Titik pandang ilmiah menunjukan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa interferensi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi tetap berpendapat bahwa teori dan pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.
  1. Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan social ?
    Apakah para ilmuwan akan tetap objektif atau akan berupaya membantu perubahan sosial dengan cara-cara yang positif ? Peranan ilmuwan adalah menghasilkan ilmu, sarjana bertanggungjawab berkewajiban mengembangkan perubahan yang positif.

    Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum, yaitu :

    1. Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori secara bersama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai kepada tujuan positif.

    2. Ilmu yang bernilai netral (value-neutral) percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol efek nilai-nilai.

    3. Pemikiran Whitney R. Mundt

    Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya ”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?
  2. Menurut MUNDT ;
    Dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara.
    Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan. Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli.
    Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.

    - Teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah.
    Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith.
    Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.

- Teori Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional.
Beberapa Negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS. 
-   Teori Soviet Communist dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa dan dimiliki oleh negara. Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.
Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian.Jelasnya dibawah ini adalah tipologi Lowenstein.
-          Kepemilikian PERS
1. Kepemilikan Pribadi – Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non pemerintah; dibiayai terutama oleh periklanan dan langganan.

2. Kepemilikan Partai Politik – Dimiliki oleh partai politik, disubsidi oleh partai atau anggota partai.

3. Kepemilikan Pemerintah  Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan, disubsidi terutama oleh dana pemerintah.

Filsafat PERS
1. Otoritarian – Dengan lisensi dan sensor pemerintah untuk menekan kritik dan dengan demikian memelihara kekuasaan kaum elite.

2. Sosial-otoritarian – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.

3. Libertarian – Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran gagasan secara bebas (free market place of ideas) dan pengoperasian proses tegakkan diri (selfrighting process).

4. Sosial Libertarian – Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.

5. Sosial Sentralis – Kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dan filsafatlibertarian.

Hakikat Komunikasi

Proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya Komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek:
  1. Isi Pesan (pemikiran dan perasaan)
  2. Lambang (symbol) adalah bahasa yang digunakan
Secara etimologis dari perkataan latin “communicatio”, istilah ini bersumber dari perkataan “communis” artinya ‘sama’, maksudnya ‘sama makna atau sama arti’. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Filsafat komunikasi adalah “suatu displin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis kritis, dan holistis teori dari proses komunikasi yang meliputi segaladimensi”, Menurut :
  • Bidangnya;
  • Sifatnya;
  • Tatanannya;
  • Tujuannya;
  • Fungsinya;
  • Tekniknya; dan
  • Metodenya
Pentingny Berkomunikasi
Hal-hal yang di khawatirkan yang akan timbul apabila terjadi kesalahan dalam berkomunikasi diantaranya adalah :
  1. Salah Persepsi’ (misperception)
  2. Salah Interpretasi’ (misinterpretation)
  3. Salah Pengertian’ (misunderstanding)
  4. Salah Perilaku (misbehavior)
Tujuan Komunikasi :
a. Mengubah Sikap (to change the attitude)
b. Mengubah Opinin (to change the opinion)
c. Mengubah Perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah Masyarakat (to change the society)
Fungsi Komunikasi :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
Teknik Komunikasi :
a. Komunikasi Informatif
b. Komunikasi Persuasif
c. Komunikasi Pervasif
d.Komunikasi Koersif
e. Komunikasi Instruktif

HAMBATAN KOMUNIKASI
Ahli Komunikasi menyatakan; tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarnya efektif, karena ada banyak hambatan yang harus menjadi perhatian, antara lain :
a. Gangguan
- Mekanik (Mechanical channel noise); Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
- Semantik (Semantic noise); Gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Karena melalui penggunaan bahasa.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan, terjadi salah pengertian Denotatif (arti yang sebenarnya dari kamus yang diterima secara umum) dan Konotatif (arti yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang).
b. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
c. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Intensitasnya akan berbeda atas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
d. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi.


Pemikiran Filasfat Komunikasi

1. Pemikiran Richard Lanigan
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”.
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Apa yang aku ketahui ? (What do know ?)
- Bagaimana aku  mengetahuinya ? (How do I know it ?)
- Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
- Apakah aku benar ? (Am right ?)

Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap :
- Metafisika;
- Epistemologi;
- Aksiologi dan
- Logika

Metafisika; adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb:

1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan   realita dalam alam semesta
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.
Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni
- Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.
- Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN (iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).

Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).
Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih fundamental lagi bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan, tepat apabila dihubungkan dengan metodologi.
Metode; adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi:
-  Kerangka pemikiran yang logis;
- Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran;
- Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Jujun S Suriasumantri, mengemukakan akronim metode ilmiah yang dikenal sebagai logicohypotetico verifikasi, kerangka pemikiran yang logis mengandung argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasannya mengenai suatu gejala bersifat rasional.
Lanigan, mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemology berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran.

Dikenal empat teori kebenaran, sebagai berikut :
1) Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3) Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

2. Pemikiran Stephen LittleJOHN

Penelaahan terhadap teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema:

A. Tahap Metatheoritical;
Meta mempunyai beberapa pengertian :
- Berubah dalam posisi (changed In position);
- Di seberang, di luar atau melebihi (beyond);
- Di luar pengertian dan pengalaman manusia (trancending);
- Lebih tinggi (higher);

Teori menurut Wibur Schramm adalah “suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai tingkah laku”.

B. Tahap Hipotetikal;
Adalah tahap teori di mana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.

C. Tahap Deskriptif;
Tahap ini meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan yang berkaitan dengannya.


Empat Tema dimaksud adalah :
A. Tema Epistemology (pertanyaan mengenai pengetahuan);
Adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.

LittleJOHN mengajukan pertanyaan : Dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan? Terdapat empat posisi :

1. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.

2. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi.  Dunia apa yang sedang terjadi.

3. Konstruksivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Percaya bahwa fenomena di dunia dikonsepsikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk merekayasa dunia.

4. Konstruksivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok sosial. Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

B. Tema Ontology (pertanyaan mengenai eksistensi);

Ontology adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud (nature of being)atau sifat fenomena yang ingin kita ketahui, dalam sosiologi berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

Dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, tetapi dapat dikelompokan menjadi dua posisi yang saling berlawanan :

1. Teori Aksional (actional theory);
Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan pilihan nyata. Berpijak pada landasan teleologis yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

2. Teori Non-aksional (nonactional theory);
Bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu. Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat, interpretasi aktif seseorang dilihat dengan sebelah mata.

C. Tema Perspective (pertanyaan mengenai focus);
Suatu teori terdapat pada fokusnya. Perspektif berkorelasi dengan epistemology dan ontology disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perspektif teori. Teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang. Suatu perspektif adalah sebuah titik pandang, suatu cara mengkonseptualisasikan sebuah bidang studi. Perspektif ini memandu seorang teoritikus dalam memilih apa yang akan dijadikan focus dan apa yang akan ditinggalkan, bagaimana menerangkan prosesnya, dan bagaimana mengkonseptualisasikan apa yang diamati.

Empat jenis yang dinilainya memadai dalam pembahasan perspektif, yaitu :

1. Perspektif Behavioristik (behavioristic perspective);
Timbul dari psikologi mazhab perilaku atau behavioral, menekankan pada rangsangan dan tanggapan (stimulus dan response) yang cenderung menekankan padacara bahwa orang dipengaruhi oleh pesan.

2. Perspektif Transmisional (transmissional perspective);
Memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber kepada penerima, menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke lokasi lain. Menekankan pada media komunikasi, waktu dan unsur-unsur konsekuensial.
3. Perspektif Interaksional (interactional perspective);
Mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu sama lain. Umpan balik dan efek bersama merupakan kunci konsep.

4. Perspektif Transaksional (Transactional perspective);
Menekankan kegiatan saling beri. Memandang komunikasi sesuatu di mana pesertanya terlibat secara aktif, menekankan konteks, proses dan fungsi. Komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial

D. Tema Axiology (pertanyaan mengenai nilai).
Cabang Filsafat yang mengkaji nilainilai. Bagi pakar komunikasi, ada tiga persoalan aksiologis :

1. Apakah Teori Bebas Nilai?
Ilmu klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak dalam dunia nyata.

Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, karena karya peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan penyelidikan.

Beberapa cendikiawan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai dalam metode dan substansinya. Para ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari, dan pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-nilai baik personal maupun institusional.

2. Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap obyek yang dipelajari ?
Titik pandang ilmiah menunjukan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa interferensi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi tetap berpendapat bahwa teori dan pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

  1. Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan social ?
    Apakah para ilmuwan akan tetap objektif atau akan berupaya membantu perubahan sosial dengan cara-cara yang positif ? Peranan ilmuwan adalah menghasilkan ilmu, sarjana bertanggungjawab berkewajiban mengembangkan perubahan yang positif.

    Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum, yaitu :

    1. Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori secara bersama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai kepada tujuan positif.

    2. Ilmu yang bernilai netral (value-neutral) percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol efek nilai-nilai.

    3. Pemikiran Whitney R. Mundt

    Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya ”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?
  2. Menurut MUNDT ;
    Dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara.
    Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan. Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli.
    Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.

    - Teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah.
    Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith.
    Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.
- Teori Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional.
Beberapa Negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS. 
-          Teori Soviet Communist dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa dan dimiliki oleh negara. Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.
Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian.Jelasnya dibawah ini adalah tipologi Lowenstein.
-          Kepemilikian PERS
1. Kepemilikan Pribadi – Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non pemerintah; dibiayai terutama oleh periklanan dan langganan.

2. Kepemilikan Partai Politik – Dimiliki oleh partai politik, disubsidi oleh partai atau anggota partai.

3. Kepemilikan Pemerintah  Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan, disubsidi terutama oleh dana pemerintah.

Filsafat PERS
1. Otoritarian – Dengan lisensi dan sensor pemerintah untuk menekan kritik dan dengan demikian memelihara kekuasaan kaum elite.

2. Sosial-otoritarian – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.

3. Libertarian – Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran gagasan secara bebas (free market place of ideas) dan pengoperasian proses tegakkan diri (selfrighting process).

4. Sosial Libertarian – Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.

5. Sosial Sentralis – Kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dan filsafatlibertarian.

Minggu, 05 Desember 2010

KOMUNIKASI DAN PEMIKIRAN FILSAFAT KOMUNIKASI

KOMUNIKASI DAN PEMIKIRAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Hakikat Komunikasi

Proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya Komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek:
  1. Isi Pesan (pemikiran dan perasaan)
  2. Lambang (symbol) adalah bahasa yang digunakan
Secara etimologis dari perkataan latin “communicatio”, istilah ini bersumber dari perkataan “communis” artinya ‘sama’, maksudnya ‘sama makna atau sama arti’. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Filsafat komunikasi adalah “suatu displin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis kritis, dan holistis teori dari proses komunikasi yang meliputi segaladimensi”, Menurut :
  • Bidangnya;
  • Sifatnya;
  • Tatanannya;
  • Tujuannya;
  • Fungsinya;
  • Tekniknya; dan
  • Metodenya





Pentingny Berkomunikasi
Hal-hal yang di khawatirkan yang akan timbul apabila terjadi kesalahan dalam berkomunikasi diantaranya adalah :
  1. Salah Persepsi’ (misperception)
  2. Salah Interpretasi’ (misinterpretation)
  3. Salah Pengertian’ (misunderstanding)
  4. Salah Perilaku (misbehavior)
Tujuan Komunikasi :
a. Mengubah Sikap (to change the attitude)
b. Mengubah Opinin (to change the opinion)
c. Mengubah Perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah Masyarakat (to change the society)
Fungsi Komunikasi :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
Teknik Komunikasi :
a. Komunikasi Informatif
b. Komunikasi Persuasif
c. Komunikasi Pervasif
d.Komunikasi Koersif
e. Komunikasi Instruktif

HAMBATAN KOMUNIKASI
Ahli Komunikasi menyatakan; tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarnya efektif, karena ada banyak hambatan yang harus menjadi perhatian, antara lain :
a. Gangguan
- Mekanik (Mechanical channel noise); Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
- Semantik (Semantic noise); Gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Karena melalui penggunaan bahasa.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan, terjadi salah pengertian Denotatif (arti yang sebenarnya dari kamus yang diterima secara umum) dan Konotatif (arti yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang).
b. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
c. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Intensitasnya akan berbeda atas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
d. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi.


Pemikiran Filasfat Komunikasi

1. Pemikiran Richard Lanigan
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”.
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Apa yang aku ketahui ? (What do know ?)
- Bagaimana aku  mengetahuinya ? (How do I know it ?)
- Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
- Apakah aku benar ? (Am right ?)

Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap :
- Metafisika;
- Epistemologi;
- Aksiologi dan
- Logika

Metafisika; adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb :
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan   realita dalam alam semesta
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.
Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni
- Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.
- Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN (iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).

Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).
Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih fundamental lagi bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan, tepat apabila dihubungkan dengan metodologi.
Metode; adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi:
-  Kerangka pemikiran yang logis;
- Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran;
- Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Jujun S Suriasumantri, mengemukakan akronim metode ilmiah yang dikenal sebagai logicohypotetico verifikasi, kerangka pemikiran yang logis mengandung argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasannya mengenai suatu gejala bersifat rasional.
Lanigan, mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemology berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran.

Dikenal empat teori kebenaran, sebagai berikut :
1) Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3) Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

2. Pemikiran Stephen LittleJOHN

Penelaahan terhadap teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema:

A. Tahap Metatheoritical;
Meta mempunyai beberapa pengertian :
- Berubah dalam posisi (changed In position);
- Di seberang, di luar atau melebihi (beyond);
- Di luar pengertian dan pengalaman manusia (trancending);
- Lebih tinggi (higher);

Teori menurut Wibur Schramm adalah “suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai tingkah laku”.

B. Tahap Hipotetikal;
Adalah tahap teori di mana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.

C. Tahap Deskriptif;
Tahap ini meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan yang berkaitan dengannya.

Empat Tema dimaksud adalah :
A. Tema Epistemology (pertanyaan mengenai pengetahuan);
Adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.

LittleJOHN mengajukan pertanyaan : Dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan? Terdapat empat posisi :

1. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.

2. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi.  Dunia apa yang sedang terjadi.

3. Konstruksivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Percaya bahwa fenomena di dunia dikonsepsikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk merekayasa dunia.

4. Konstruksivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok sosial. Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

B. Tema Ontology (pertanyaan mengenai eksistensi);

Ontology adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud (nature of being)atau sifat fenomena yang ingin kita ketahui, dalam sosiologi berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

Dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, tetapi dapat dikelompokan menjadi dua posisi yang saling berlawanan :

1. Teori Aksional (actional theory);
Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan pilihan nyata. Berpijak pada landasan teleologis yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

2. Teori Non-aksional (nonactional theory);
Bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu. Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat, interpretasi aktif seseorang dilihat dengan sebelah mata.

C. Tema Perspective (pertanyaan mengenai focus);
Suatu teori terdapat pada fokusnya. Perspektif berkorelasi dengan epistemology dan ontology disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perspektif teori. Teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang. Suatu perspektif adalah sebuah titik pandang, suatu cara mengkonseptualisasikan sebuah bidang studi. Perspektif ini memandu seorang teoritikus dalam memilih apa yang akan dijadikan focus dan apa yang akan ditinggalkan, bagaimana menerangkan prosesnya, dan bagaimana mengkonseptualisasikan apa yang diamati.

Empat jenis yang dinilainya memadai dalam pembahasan perspektif, yaitu :

1. Perspektif Behavioristik (behavioristic perspective);
Timbul dari psikologi mazhab perilaku atau behavioral, menekankan pada rangsangan dan tanggapan (stimulus dan response) yang cenderung menekankan padacara bahwa orang dipengaruhi oleh pesan.

2. Perspektif Transmisional (transmissional perspective);
Memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber kepada penerima, menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke lokasi lain. Menekankan pada media komunikasi, waktu dan unsur-unsur konsekuensial.

3. Perspektif Interaksional (interactional perspective);
Mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu sama lain. Umpan balik dan efek bersama merupakan kunci konsep.

4. Perspektif Transaksional (Transactional perspective);
Menekankan kegiatan saling beri. Memandang komunikasi sesuatu di mana pesertanya terlibat secara aktif, menekankan konteks, proses dan fungsi. Komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial

D. Tema Axiology (pertanyaan mengenai nilai).
Cabang Filsafat yang mengkaji nilainilai. Bagi pakar komunikasi, ada tiga persoalan aksiologis :

1. Apakah Teori Bebas Nilai?
Ilmu klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak dalam dunia nyata.

Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, karena karya peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan penyelidikan.

Beberapa cendikiawan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai dalam metode dan substansinya. Para ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari, dan pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-nilai baik personal maupun institusional.

2. Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap obyek yang dipelajari ?
Titik pandang ilmiah menunjukan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa interferensi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi tetap berpendapat bahwa teori dan pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

  1. Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan social ?
    Apakah para ilmuwan akan tetap objektif atau akan berupaya membantu perubahan sosial dengan cara-cara yang positif ? Peranan ilmuwan adalah menghasilkan ilmu, sarjana bertanggungjawab berkewajiban mengembangkan perubahan yang positif.

    Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum, yaitu :

    1. Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori secara bersama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai kepada tujuan positif.

    2. Ilmu yang bernilai netral (value-neutral) percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol efek nilai-nilai.

    3. Pemikiran Whitney R. Mundt

    Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya ”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?

    Menurut MUNDT ;
    Dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara.
    Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan. Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli.
    Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.

    - Teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah.
    Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith.
    Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.

- Teori Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional.
Beberapa Negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS. 
- Teori Soviet Communist dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa dan dimiliki oleh negara. Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.

Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian.Jelasnya dibawah ini adalah tipologi Lowenstein.

Kepemilikian PERS
1. Kepemilikan Pribadi – Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non pemerintah; dibiayai terutama oleh periklanan dan langganan.

2. Kepemilikan Partai Politik – Dimiliki oleh partai politik, disubsidi oleh partai atau anggota partai.

3. Kepemilikan Pemerintah – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan, disubsidi terutama oleh dana pemerintah.

Filsafat PERS
1. Otoritarian – Dengan lisensi dan sensor pemerintah untuk menekan kritik dan dengan demikian memelihara kekuasaan kaum elite.

2. Sosial-otoritarian – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.

3. Libertarian – Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran gagasan secara bebas (free market place of ideas) dan pengoperasian proses tegakkan diri (selfrighting process).

4. Sosial Libertarian – Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.

5. Sosial Sentralis – Kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dan filsafatlibertarian.